Tuesday, February 19, 2013

Tips Memperkuat Daya Ingat


Tips Memperkuat Daya Ingat. Sobat makin tua makin lupa, makin bayak masalah juga makin lupa, sudah sekarang saya bakal post mengenai kesehatan, mengenai bagaimana cara mempertahankan daya ingat kita supaya gak jadi pikun, berikut tipsnya :


1.Mengkonsumsi kacang kedelai. Menurut Prof. Sandra File dari Guy’s Hospital, London, kacang kedelai mengandung isoflavones. Di dalam otak isoflavones dapat bertindak sebagai reseptor estrogen, terutama dalam hipokampus, area penting untuk memori.


2.Mengkonsumsi zat besi. Zat besi memainkan peranan penting dalam mengubah sinyal dalam otak.


3.Mengkonsumsi kopi. Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori.


4.Mengkonsumsi permen karet. Para peneliti jepang menemukan bahwa aktivitas dalam hipokampus mengalami peningkatan saat orang sedang mengunyah permen karet.


5.Mengkonsumsi Ginkgo biloba. Ginkgo biloba dikenal dan digunakan sebagai obat penguat daya ingat selama beribu-ribu tahun yang lalu.


6.Mengkonsumsi minyak ikan. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak omega 3, yang merupakan komponen penting dari membran sel otak dan dapat memperbaiki kekuatan daya ingat.


7.Mengkonsumsi Rosemary dan sage. Minyak dari tumbuhan ini dapat merangsang memori, memperkuat kejernihan dan kesadaran serta membantu menyembuhkan kelelahan mental.


8.Konsumsi Vitamin B. Vitamin B berfungsi mengirimkan oksigen ke otak dan memberikan perlindungan terhadap kerusakan bebas.


9. Lakukan latihan mental. Penelitian menunjukkan bahwa rangsangan mental dapat menjaga otak tetap sehat dan meningkatkan kekuatan daya ingat.


10.Lakukan latihan fisik. Latihan fisik setengah jam sebanyak 3 kali dalam seminggu cukup berdampak pada peningkatan kekuatan otak dan dapat memperbaiki kemampuan jantung untuk memompa darah lebih efektif.


http://www.berryhs.com/2011/10/tips-memperkuat-daya-ingat.html

Posted by kun ap at 20:00 No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Labels: Kesehatan

Gaji Minim, Peneliti Indonesia Menjadi Incaran Negara Lain


Sumber Ilustrasi : Google
Nasib peneliti di Indonesia memprihatinkan. Tidak sedikit mereka yang memilih bekerja menjadi peneliti di luar negeri. Bahkan, sejumlah negara tidak segan mengincar dan mengiming-imingi peneliti muda Indonesia dengan berbagai fasilitas, tempat riset yang memadai, dan gaji besar. Intinya agar peneliti Indonesia mau bekerja di sana. Mengapa peneliti Indonesia seperti tak dianggap di rumah sendiri?

Usai menempuh pendidikan di Universitas Leeds, Inggris, peneliti asal Universitas Indonesia, Yulianto Sulistyo Nugroho mengaku sempat kaget melihat keadaan transportasi di Indonesia carut marut. Kenyamanan tinggal di negeri orang, dan kondisi yang berbanding terbalik di negeri sendiri, kata dia, bisa menjadi salah satu penghambat pulangnya peneliti asal Indonesia setelah menempuh pendidikan di luar negeri.
"Saya biasa kalau naek bis itu, naek kendaraan umum itu semuanya sudah nyaman. Begitu pulang ke Indonesia, nyebrang saja takut. Itu kan satu contoh. Terus kemudian anak-anaknya sudah besar, dia untuk kembali, gimana pendidikannya gitu. Itu kan aspek sosial yang lain di luar konteks kesejahteraan."
Kondisi ini, semakin diperparah oleh minimnya perhatian Pemerintah Indonesia terhadap anak-anak cerdas bangsa, termasuk peneliti. Selain tidak mendapat fasilitas penelitian yang memadai, gaji peneliti juga bisa dibilang sangat rendah. Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Endang Sukara mengatakan, gaji seorang profesor riset di Indonesia hanya sebesar Rp. 5 juta per bulan. Sedangkan, jika mereka bekerja di luar negeri semisal di negara tetanggga Malyasia, peneliti Indonesia bisa mendapat hampir sepuluh kali lipat.
"Itu gaji pokoknya kalau 4e sudah mentok di ujung kanan bawah tiga koma, ditambah tunjangan fungsional peneliti, profesor riset satu koma berapa. Paling hebat 5 jutaan, 5,2. (Di Malaysia?) Saya kira minimal Rp. 40 an juta. Tetapi kalau di Amerika dan Australia, itu $10 ribu atau sekitar Rp.80-90 juta perbulan."
Pemerintah mengakui minimnya tingkat kesejahteraan peneliti di Indonesia. Namun, Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim mengklaim, dengan adanya Undang-undang Guru dan Dosen, tingkat kesejahteraan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi sudah lebih baik.
"Kalau yang dosen mungkin tidak banyak. Kalaupun itu terjadi, itu yang sebelum Undang-undang guru dan dosen diberlakukan. Dengan Undang-undang guru dan dosen yang sekarang, tingkat kesejahteraan dosen itu sudah memadai. Kalau mau kaya memang ngga bisa lah, tetapi basicnya cukup. Ada juga dosen-dosen di Andalas, memang ada dosen kita yang memang pergi sekolah dan tidak pulang. Saya bilang kepada mereka, Anda bersabarlah. Ngga mungkin langsung, begitu anda pulang bisa langsung hidup sejahtera."
Menurut Rektor Universitas Indonesia, Gumilar Rusliwa Somantri, pemerintah harus memperbaiki kesejahteraan peneliti, sehingga dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan di Indonesia.
"Saya kira yang perlu dipahami di sini adalah kesejahteraan mereka harus diperbaiki dan tugas pemerintahlah untuk melakukan perbaikan kesejahteraan itu melalui peningkatan anggaran riset dan diharapkan kita mempunyai anggaran riset sekitar 2-3 persen dari PDB yang sekarang masih nol koma dan itu masih terlalu kecil"
Pemerintah menjanjikan akan selalu menaikan anggaran riset penelitian yang saat ini hanya sebesar 0,01 persen dari totap produk domestik bruto PDB. Akankah itu terwujud? Ataukah negeri ini harus terus menyaksikan hasil karya anak bangsa yang bekerja di luar negeri?
Sumber: http://www.kbr68h.com/feature/laporan-khusus/14350

No comments:

Post a Comment