Wednesday, February 20, 2013

Pengertian Pre eklampsia



     Pengertian
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan. Eklampsia adalah pre eklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul akibat kelainan neurologi superimposed pre eklampsia eklampsia adalah timbulnya pre eklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Pre eklampsia multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti hipertensi, diabetes atau kehamilan ganda, gejala hipertensi yang paling dulu timbul ialah hipertensi yang terjadi sekonyong-konyong sebagai batas di ambil tekanan darah 140 mmHg sytole dan 90 mmHg dyastole tapi juga kenaikan systole 30 mmHg atau dystole 15 mmHg diatas tekanan yang bisa merupakan pertanda.

      Etiologi
Sebab pre eklampsia belum diketahui tapi pada penderita yang meninggal karena eklampsia terhadap perubahan yang khas pada berbagai (nanti akan dibicarakan pada eklampsia) tapi kelainan yang menyertai ini adalah spasmus antariole. Cefensi NA dan air dari roagulase intravaskuler.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini akan tetapi vasos pasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklmapsi.
Vasospasmus menyebabkan :
1.    Tekanan systolic 160 mmHg atau lebih, atau tekanan dyastol 110 mmHg atau lebih (hipertensi).
2.    Protein uria 5 gr atau lebih dalam 24 jam : 3 atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif.
3.    Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4.    Keluhan serebral, gangguan/nyeri didaerah epigastrim
5.    Oedema paru-paru atau cyanosis.

C.      Patologi
Pre eklampsia berat sering sekali menyebabkan kematian ibu oleh karena itu sebagian besar pemeriksaan anatomic patologik berasal dari penderita eklampsia yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomic patologik pada alat-alat pada pre eklampsia tidak banyak berbeda daripada yang ditemukan pada eklampsia.
Perlu dikemukakan disini tidak ada perubahan “Histopatologik” yang khas pada pre eklampsia dan perdarahan, infark, nokrosis dan trombosit pembuluh darah kecil penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh perubahan tersebut kecil sekali disebabkan oleh “Vastuspasmus” anteriola penimbunan sibnin dalam pembulu darah merupakan faktor penting juga dalam “patogenesis” kelainan tersebut.

D.      Manifestasi Klinis
Diagnosa pre eklampsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlibat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan darah 140 mmHg atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat pre eklampsia. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan ± 1 atau 2, atau kadar protein 1 g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter urin porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut pre eklampsia berat bila ditemukan gejala berikut :
·         Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg
·         Proteinuria ± ≥ g/ 24 jam atau ≥ 3 pada tes celup
·         Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
·         Nyeri epigastrium dan ikterus
·         Edema paru atau sianosis
·         Trombositopenia
·         Pertumbuhan janin terhambat
Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejala-gejala pre eklampsia disertai kejang atau koma. Sedangkan bila terdapat gejala pre eklampsia berat disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan viris, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan tekanan darah yang progesif, dikatakan pasien tersebut menderita impending, pre eklampsia, di tangan sebagai kasus eklampsia.

E.       Pemeriksaan Penunjang
·         Urin : protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin
·         Darah : trombosit, kreatinin, SGOT, LDH, dan bilirubin
·         USG

F.       Komplikasi
Tergantung derajat pre eklampsia atau eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia uetri (uterus covvelaire), sindrom hellp (hemolysis, elevated liver, enzimes, low platelet count) ablasi retina, KID (koagulasi intravaskular diseminata), gagal ginjal, perdarahan otak, odema otak, odema paru, gagal jantung, inga syok dan kematian, komplikasi pada janin berhubungan dengan akut atau kronisnya insufisiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

G.      Diagnosis Banding
·         Kejang, bisa disebabkan ensefalopati hipertensi, epilepsi, tromboemboli intoksikasi obat, taruma, hipoglikemia, hipokalsemia atau alkalosis
·         Koma, bisa disebabkan epilepsi, sinkop, intoksikasi, alkohol atau obat, asidosis, hipoglikemia atau azokemia.

H.      Pencegahan
Belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan pre eklampsia. Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nutrisi (diet rendah garam, diet tinggi progein, suplemen kalsium, magnesium dll), atau medikamentosa (teofilin, antihipertensi, diuretik, aspirin dll) dapat mengurangi kemungkinan timbulnya pre eklampsia.

I.         Penatalaksanaan Pre Eklampsia Berat
Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kejang, memulihkan organ vital pada keadaan normal, dan melahirkan bayi dengan trauma sekecil-kecilnya pada ibu dan bayi.
·         Segera rawat pasien dirumah sakit
·         Berikan MgSO4 dalam infus dekstrosa 5% dengan kecepatan 15-20 tetes per menit. Dosis awal MgSO42g intravena dalam 10 menit selanjutnya 2g/jam pasca persalinan / hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan nyata ataupun tampak tanda-tanda intoksikasi. Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patela kuat. Frekuensi pernafasan > 16 kali per menit, dan diuresis >100 cc dalam5 jam sebelumnya (0,5 ml/kg berat badan / jam). Harus tersedia antidot MgSO4yaitu kalsium glukonas 10% yang dapat segera diberikan secara intravena dalam 3 menit. Selama pemberian MgSO4 perhatikan tekanan darah, suhu, perasaan panas, serta wajah merah.
·         Berikan nifedipin 3-4 x 10 mg oral. Bila pada jam ke 4 tekanan diastolik belum turun 20%, berikan tambahan 10mg oral (dosis maksimum 80 mg/hari). Bila tekanan diastolik meningkat 110 mmHg, berikan tambahan sublingual. Tujuannya adalah penurunan tekanan darah 20% dalam 6 jam, kemudian diharapkan menjadi stabil (140-150 / 90-100 mmHg). Bila sulit dikendalikan, dapat dikombinasi dengan pidolol.
Periksa tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap jam, pasang kateter dan kantong urine, ukur urine setiap 6 jam. Bila < 100 mg/4 jam, kurangi dosis MgSO4menjadi 1 g/jam. Dilakukan USG dan kardiotokografi (KTG). Pemeriksaan KTG diulangi sekurang-kurangnya 2 kali/24 jam.
Dilakukan :
·         Penanganan konservatif bila kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eklampsia dan keadaan janin baik. Prinsip terapi serupa dengan yang aktif, hanya tidak dilakukan terminasi kehamilan pemberian MgSO4 mg intravena dilanjutkan 29/jam dalam drip infus dektrosa 5% 500 ml/6 jam dapat dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda pre eklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Bial tidak ada perbaikan atau bila dalam 6 jam selama pengobatan terdapat peningkatan tekanan darah, terapi dianggap gagal dan lakukan terminasi kehamilan.
·         Penanganan aktif bila kehamilan 35 minggu, ada tanda-tanda impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif, ada tanda gawat janin atau pertumbuhan janin terlambat, dan sindrom hellp.




No comments:

Post a Comment