Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam perusahaan yang bergerak dalam sektor industri barang konsumsi dan terdaftar di BEJ sejak tahun 2002 sampai dangan tahun 2004. Teknik penarikan sample penelitian ini adalah dengan menggunakan menggunakan metode Purposive Non random Sampling, yaitu pengambilan sample penelitian secara non random (tidak acak) sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama akan terpilih menjadi sample penelitian (Supardi, 2005:114).
Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory di dapat 19 perusahaan yang bergerak dalam sector industri barang konsumsi hingga tahun 2004. Tabel 3.1 menyajikan daftar Emiten yang bergerak di sektor industri barang konsumsi hingga tahun 2004.
Tabel 3.1
Nama Perusahaan Populasi
| Nama Perusahaan |
1 | PT. Delta Djakarta |
2 | PT. Ultra Jaya Milk Industri and Trading Company Tbk |
3 | PT. Bentoel |
4 | PT. Multi Bintang Indonesia |
5 | PT. Gudang Garam |
6 | PT. Merck |
7 | PT. Unilever Indonesia |
8 | PT. Sari Husada |
9 | PT. Aqua Golden Mississippi |
10 | PT. Mustika Ratu |
11 | PT. Indofood Sukses Makmur |
12 | PT. BAT Indonesia |
13 | PT. H.M. Sampoerna |
14 | PT. Dankos Laboratories |
15 | PT. Mandom Indonesia |
16 | PT. Indofarma |
17 | PT. Kedaung Indah Can |
18 | PT. Siantar TOP |
19 | PT. Tempo Scan Pacific |
Penyeleksian sample penelitian menggunakan teknik purposive sampling dimana terdapat kriteria-kriteria tertentu. Kriteria dalam penentuan sample berdasarkan teknik purposive samplingantara lain:
- Perusahaan yang telah terdaftar di BEJ dari tahun 2002-2004.
- Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan pada tahun terakhir, yaitu tahun 2002, 2003, 2004.
- Perusahaan tersebut mendapatkan laba bersih pada pada tahun 2002 sampai 2004.
- Perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2002 sampai 2005.
Di bawah ini tabel 3.2 menampilkan seleksi sample dengan menggunakan teknik Purposive Non-Random Sampling.
Tabel 3.2
Seleksi Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah Populasi Awal 19
Pelanggaran kriteria I :
Perusahaan yang tidak terdaftar di BEJ dari tahun 2002-2004 0
Pelanggaran kriteria II :
Perusahaan tersebut tidak menerbitkan laporan keuangan
pada tahun terakhir, yaitu tahun 2002, 2003, 2004. 0
Pelanggaran kriteria III :
Perusahaan yang laporan keuangannya
dari tahun 2002-2004 berturut-turut rugi. 3
Pelanggaran kriteria IV :
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas
pada tahun 2003 2
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas
pada tahun 2004 2
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas
pada tahun 2005 3
Selama periode tahun 2002-2004, emiten yang bergerak disektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria penelitian ada 19 perusahaan. Namun pada tahun 2002 hanya 15 perusahaan barang konsumsi yang memenuhi kriteria, pada tahun 2003 terdapat 13 perusahaan barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan tahun 2004 terdapat 12 perusahaan barang konsumsi yang memenuhi kriteria.
3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk pengujian hipotesis terdapat variabel laba akuntansi, laba tunai dan dividen kas. Operasionalisasi dari ketiga variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Variabel Laba Akuntansi dan Laba Tunai
Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Namun, kebanyakan perusahaan juga sering mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-baban non kas (Murtanto dan Febby, 2004).
Laba akuntansi yang digunakan dalam penellitian ini adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Ukuran laba bersih sebagai variabel laba akuntansi mendasar pada penelitian Elizabeth (2000) dan Murtanto dan Febby (2004). Alasan penggunaan laba bersih sebagai variabel laba akuntansi dikarenakan laba bersih adalah laba yang menunjukan kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. Laba tunai yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah ditambahkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini adalah beban penyusutan dan beban amortisasi.
3.2.2 Variabel Dividen Kas
Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen kas. Besarnya dividen kas dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan pada bagian laporan perubahan ekuitas tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mencari keeratan hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai periode ini dengan nilai dividen kas yang dibagikan perusahaan. Misalnya penulis akan meneliti laporan keuangan tahun 2003, maka nilai dividen kas diperoleh dari laporan perubahan ekuitas yang disajikan pada laporan keuangan tahun 2004.
3.3 Metode Analisis Data
Secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian adalah stastistik inferensiyang berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data yang telah dicatat dan diringkas tersebut (Singgih Santoso, 2005: 3). Dalam praktek, satatistik inferensi dapat dilakukan dengan metode parametrikataupun metode non parametrik. Penelitian ini menggunakan metode statistik inferensi non parametrik dimana variabel (data) yang diuji bertipe data nominal dan ordinal dimana distribusi data populasinya tidak diketahui kenormalannya (Singgih Santoso, 2005: 4).
Penelitian ini menggunakan model Korelasi Spearman yang digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Wahid Sulaiman, 2003: 136). Menurut Kuncoro (1986:15) inti dari analisis korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan antar variabel, tanpa menunjukan adanya sebab-akibat.
Pada dasarnya Korelasi Spearman ini adalah mencari korelasi antar jenjang atau posisi urutan data, bukan nilai data (Syamsul Hadi, 2006: 138).
Rumus untuk menghitung korelasi Spearman secara manual adalah:

Dimana:
r = Koefisien Korelasi Spearman (Rank Order)
d = Merupakan perbedaan peringkat untuk setiap pasangan
n = Jumlah pasangan pengamatan
Untuk mandapatkan basarnya nilai korelasi spearman penelitian ini dapat menggunakan perhitungan dengan menggunakan software SPSS.
3.3.1 Tahapan Analisis Data
Tahapan sebagai berikut :
1. Perusahaan yang go public di BEJ dipilih secara Purposive Non random Samplingsesuai kriteria.
2. Menghitung laba akuntansi dengan dividen kas
3. Menghitung laba tunai tiap-tiap periode
4. Melakukan uji analisis deskriptif.
5. Menghitung koefisien peringkat Spearman (r) menggunakan program Statistical Package for the Social (SPSS).
6. Melakukan uji signifikansi.
Pengujian Hipotesis
Nilai korelasi yang didapatkan dari penelitian merupakan nilai korelasi sampel, yang merupakan harga estimasi dari koefisien korelasi populasi yang dilambangkan dengan r. Untuk selanjutnya kita akan mengadakan uji hipotesis mengenai koefisien korelasi populasi yang tidak diketahui berdasarkan pada estimasi nilai koefisien korelasi sampel, yaitu r (Wahid Sulaiman, 2005: 136).
Pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Ho1 = Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
Ha1 = Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
2. Ho2 = Tidak terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas
Ha2 = Terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas
Hipotesa ini sama sekali tidak mempermasalhkan arah hubungan jenjang nilai, sehingga untuk tes hipotesa digunakan uji dua sisi (Syamsul Hadi, 2006: 140).
Kaidah Pengambilan Keputusan
Kaidah pengambilan keputusan untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho adalah sebagai berikut:
- Apabila sig. (2-tailed)
maka tolak Ho
- Apabila sig. (2-tailed) >
maka gagal menolak Ho
3.4 Data Penelitian
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEJ. Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan yang didapat dari Indonesian Capital Market Directory dan Pusat Referensi Pasar Modal BEJ. Data laporan keuangan atau yang disebut juga data akuntansi yang dipakai adalah net earning (Laba bersih), biaya penyusutan dan nilai dividen kas perusahaan konsumsi. Adapun data tersebut diambil dari :
- Laporan Laba-Rugi
- Neraca
- Laporan arus kas
- Laporan perubahan ekuitas
Periodisasi data penelitian ini meliputi data tahun 2002, 2003, dan 2004.Penggunaan data beberapa periode akan mengungkap seberapa besar pengaruh laba yang dihasilkan perusahaan terhadap besarnya nilai dividen kas suatu perusahaan. Tabel 3.3 di bawah ini merupakan data laba akuntansi dan dividen kas tahun 2002
Tabel 3.3
Data Laba Akuntansi dan Dividen Kas
Tahun 2002
(dalam Rp)
No. | Nama Emiten | Laba Akuntansi | Dividen Kas |
1 | PT. Delta Djakarta | 44,839,000,000 | 6,405,272,000 |
2 | PT. Ultra Jaya Milk | 18,906,000,000 | 9,627,940,000 |
3 | PT. Bentoel International | 100,780,000,000 | 13,466,250,000 |
4 | PT. Multi Bintang Indonesia | 85,050,000,000 | 104,866,000,000 |
5 | PT. Gudang Garam | 2,086,893,000,000 | 577,227,000,000 |
6 | PT. Merck | 37,429,000,000 | 40,320,000,000 |
7 | PT. Unilever Indonesia | 978,249,000,000 | 1,220,800,000,000 |
8 | PT. Sari Husada | 177,300,000,000 | 70,632,000,000 |
9 | PT. Aqua Golden Mississipi | 66,110,000,000 | 11,319,726,780 |
10 | PT. Mustika Ratu | 20,452,000,000 | 1,663,973,872 |
11 | PT. Indofood Sukses Makmur | 802,633,000,000 | 238,774,746,000 |
12 | PT. BAT Indonesia | 118,180,000,000 | 36,300,000,000 |
13 | PT. H.M. Sampoerna | 1,671,084,000,000 | 834,008,000,000 |
14 | PT. Dankos Laboratories | 93,174,000,000 | 17,860,500,000 |
15 | PT. Mandom Indonesia | 82,492,058,369 | 23,400,000,000 |
Tabel 3.4 di bawah ini merupakan data laba akuntansi dan dividen kas tahun 2003.
Tabel 3.4
Data Laba Akuntansi dan Dividen Kas
Tahun 2003
(dalam Rp)
No | Nama Emiten | Laba Akuntansi | Dividen Kas |
1 | PT. Delta Djakarta | 37,662,965,000 | 5,604,615,000 |
2 | PT. Multi Bintang Indonesia | 90,222,000,000 | 90,222,000,000 |
3 | PT. Gudang Garam | 1,838,673,000,000 | 577,227,000,000 |
4 | PT. Merck | 50,580,140,000 | 62,720,000,000 |
5 | PT. Unilever Indonesia | 1,296,711,000,000 | 1,526,000,000,000 |
6 | PT. Sari Husada | 220,617,000,000 | 214,425,000,000 |
7 | PT. Aqua Golden Mississipi | 63,246,000,000 | 10,529,978,400 |
8 | PT. Tempo Scan Pacific | 322,697,954,673 | 180,000,000,000 |
9 | PT. Siantar TOP | 31,182,287,799 | 11,135,000,000 |
10 | PT. Indofood Sukses Makmur | 603,481,302,847 | 238,800,492,000 |
11 | PT. H.M. Sampoerna | 1,406,844,000,000 | 2,935,033,000,000 |
12 | PT. Dankos Laboratories | 125,546,692,204 | 17,860,500,000 |
13 | PT. Mandom Indonesia | 61,852,532,260 | 25,740,000,000 |
Tabel 3.5 di bawah ini merupakan data laba akuntansi dan dividen kas tahun 2004.
Tabel 3.5
Data Laba Akuntansi dan Dividen Kas
Tahun 2004
(dalam Rp)
No. | Nama Emiten | Laba Akuntansi | Dividen Kas |
1 | PT. Delta Djakarta | 38,696,202,000 | 5,604,615,000 |
2 | PT. Bentoel International | 80,938,123,594 | 15,644,062,500 |
3 | PT. Multi Bintang Indonesia | 86,297,000,000 | 108,637,000,000 |
4 | PT. Gudang Garam | 1,790,209,000,000 | 962,044,000,000 |
5 | PT. Merck | 57,238,518,000 | 31,360,000,000 |
6 | PT. Unilever Indonesia | 1,468,445,000,000 | 1,526,000,000,000 |
7 | PT. Sari Husada | 181,878,000,000 | 280,770,000,000 |
8 | PT. Mandom Indonesia | 82,492,000,000 | 31,200,000,000 |
9 | PT. Aqua Golden Mississipi | 91,582,035,931 | 15,531,718,140 |
10 | PT. Tempo Scan Pacific | 324,469,792,119 | 180,000,000,000 |
11 | PT. Indofood Sukses Makmur | 378,056,338,230 | 149,250,307,500 |
12 | PT. H.M. Sampoerna | 1,991,852,000,000 | 2,695,545,000,000 |
No comments:
Post a Comment